RESENSI NOVEL 4 TAHUN TINGGAL DI RUMAH HANTU
Rabu, 15 Januari 2014
RESENSI
NOVEL 4 TAHUN TINGGAL DI RUMAH HANTU
Assalamualaikum..... warohmattullohi wabarokatuh............
Kuring kantos maos novel Horor best seller bahasa Indonesia nu judul na "4 Tahun Tinggal di Rumah Hantu" nya lumayan rame, pikasieunneun ongkoh...
Tah ieu gamar na...
Bilih aya nu priyogi resensi novel ieu manga aos ku nyalira di handap ieu.....:
RESENSI
NOVEL
4 TAHUN TINGGAL DI RUMAH HANTU
Judul : 4 Tahun Tinggal di Rumah Hantu
Penulis : Hadiyanto MS ( pijar88 )
Jenis Buku : Novel
Penerbit : Mediakita
Cetakan : Oktober 2012
Tebal : 318 halaman
Novel 4 Tahun tinggal di Rumah Hantu adalah suatu
novel fiksi yang di tulis oleh pijar88 nama pena dari Hadiyanto MS. Novel ini
di tulis berangkat dari kisah nyata yang dialami langsung penulis ketika beliau
menempati sebuah rumah baru yang di tempatinya di suatu kampung di kota Depok. Novel
ini adalah prasasti perjalanan panjang mencekam satu keluarga yang terjebak
stuasi setelah tinggal di rumah yang
berdiri di atas tanah kuburan. Sehingga selama mereka tinggal di rumah itu
mereka sering mengalami serentetan kejadian mistis dan gaib. Di dalam novel ini penulis menggunakan nama
Mas Jaka tinggal bersama istrinya yang bernama Yanti dan mempunyai satu orang
anak yang bernama pijar. Rumah yang terletak di kampung Singgarlaya suatu
kampung yang begitu damai dengan kesahajaan sebuah kampung yang asri, pohon-pohon
dan rerumputan yang tampak menghijau masih banyak terlihat di setiap sudut
kampung. Rumah itu memang mempunyai desain yang unik dan terletak di dataran
tanah yang lebih dibanding dengan tanah sekitar. Jika dilihat dari bawah
tanjakan, rumah itu tampak seperti vila di atas bukit. Rumah itu memang
terpisah dengan rumah-rumah tetangga lainnya, jadi di sebelah kiri kanan
terdapat suatu kesunyian yang tak terelakkan.Rumah itu mereka beli dari seorang
pegawai pegadaian, yang konon katanya mereka pindah karena akan menempati rumah
yang lebih besar. Dan memang mereka tak terbesit alasan lainnya atas penjualan
rumah ini yang begitu murah.
Hari pertama mereka menempati rumah, seperti lazimnya
orang baru pindahan mereka melakukan selamatan terlebih dahulu dengan
mengundang beberapa tetangga. Setelah beberapa hari lamanya mereka tinggal
dirumah itu pada suatu harinya mas Jaka di kejutkan dengan suatu kejadian
sebungkus rokok filternya hilang tiba-tiba di depan matanya, ketika mas Jaka
sedang sibuk membetulkan pipa paralon rumahnya yang sedang bermasalah. Dan tiga
kemudian mas Jaka menemukan rokok filter nya itu dengan keadaan masih utuh
seperti sedia kala di tempat hilangnya pada waktu itu di luar rumahnya, yang
aneh nya rokok itu keadaannya masih bagus, padahal dua hari sebelumnya itu
terjadi hujan.
Empat bulan kemudian, ketika mas Jaka pulang kerja. Di
Jalan menuju rumahnya beliau melihat ada sekerumunan orang berkumpul di sisi
jalan hingga ke tengah jalan karena banyaknya orang yang berkerumun itu.
Ternyata penyebabnya ada seorang pria yang pingsan tiba-tiba, yang menurut
orang sekitar pria itu pingsan karena diganggu oleh sesosok makhluk halus.
Bi ijah adalah seorang pembantu yang setia ikut mas
Jaka ke rumah barunya, bi Ijah sudah setahun lebih bekerja di rumah mas Jaka
bahkan dari sebelum mas jaka pindah ke rumah barunya. Bi Ijahadalah pembantu
yang sangat baik, tanggap melakukan pekerjaan nya, sehingga mas Jaka sudah
menganggap bi Ijah sebagai keluarganya sendiri. Hingga terjadi pada suatu saat,
bi Ijah memustuskan untuk berhenti bekerja tanpa alasan yang jelas, ini sangat
aneh tentunya bagi mas Jaka,sebab bi Ijah selama ini selalu berlaku baik dan
keluarga juga demikian baiknya kepada bi Ijah. Begitupun Ratih pembantu barunya
mas Jaka, bahkan Ratih hanya bertahan beberapa hari saja bekerja di rumah itu
setelah sebelumnya Ratih mengalami kesurupan yang sulit sadarkan. Selain
masalah-masalah aneh dalam rumah, masalah di luar rumah pun terus menerus
menghinggapi mas Jaka, ketika bisnis katering dan TKI yang di geluti mas Jaka
tiba-tiba bangkrut mengahadapi masalah yang tak terduga.
Kejadian aneh pun terus bermunculan ketika mas Jaka
sedang browsing di depan layar monitornya di kejutkan dengan adanya pergerakkan
lantai keramik ruang tamunya. Keramik-keramik itu terus bergerak seperti
gelombang hingga pergerakkan itu terhenti dan membentuk seperti sebuah makam.
Ternyata dalam rumah itu ada tiga makam tua ditemukan setelah pada siang
harinya mas Jaka melakukan pembongkaran bersama pak RT dan warga sekitar.
Memang setelah adanya pemindahan makam, mereka
merasakan ketenangan. Tapi ketenangan itu hanya bertahan beberapa hari saja, teror-teror gaib itu kembali
bermunculan. Ketika bu Darmi pembantu baru menggantikan ratih, memutuskan untuk
berhenti bekerja yang kata terus di teror oleh makhlus halus, terus pak sarta
teman mas Jaka melihat sosok bayangan putih berbentuk pocong, berdiri tegak di
depan tangga ketika berkunjung kerumah mas Jaka, dan bu Romlah pembantu baru
menggantikan bu Darmi juga tak lama bekerja minta berhenti setelah anaknya
melihat pocong melompat-lompat ketika sedang bermain di rumah itu dan anak itu
langsung sakit. Ketika mas Jaka membuat sumur pantek, sangat susah untuk
menggalinya oleh tukang sumur, dan setelah melakukan ritual khusus akhirnya
penggalian sumur itu bisa di lakukan, dan anehnya si penggali sumur itu di
temukan tewas pada keesokan harinya.
Dan masih banyak lagi teror-teror yang dialami selama
4 tahun tinggal di rumah itu, terlebih pada akhirnya pak RT pun menjelaskan
sesungguhnya di dalam rumah itu terdapat 13 makam tua. Dan untuk memindahkan
semua makam itu maka rumahnya pun harus di bongkar karena ada banyak makam yang
tertutup dinding pondasi rumah. Hingga pada suatu saat mas Jaka pun memutuskan untuk
menjual rumah itu. Tidak lama setelah memasang iklan ada juga seseorang yang
siap membeli rumah itu dengan kesepakatan bersama.
Unsur Intrinsik
·
Tema
Tema yang tersirat dalam novel 4 Tahun Tinggal di
Rumah Hantu ini adalah “perjalanan panjang yang sangat mencekam satu keluarga
yang terjebak dalam situasi setelah tinggal di rumahyang berdiri di atas tanah
kuburan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per kalimatnya dimana
penulis berusaha menggambarkan banyak nya serentetan kejadian-kejadian mistis
dari gangguan-gangguan makhluk halus.
·
Latar
Dalam novel ini disebutkan latarnya yaitu di rumah
yang terdapat di kampung singgarlaya kota Depok, kantor, tempat katering, jalan
tol, rumah sakit dan bandara. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan
malam. Latar nuansanya Horor, menyeramkan dan menegangkan.
·
Penokohan
dan Perwatakan
Mas Jaka : Tegar, sabar, baik hati, gigih, pantang
menyerah dalam mengahadapi masalah, penuh tanggung jawab, tidak takut hal-hal
gaib. Yanti : baik hati, sabar, penurut, setia, mudah di bujuk orang lain.
Pijar : polos, pemberani.
Bi Ijah : baik penyabar, cekatan dalam bekerja. Ratih
: pendiam, pekerja keras. Bu Romlah : pekerja keras, penakut. Bu Darmi : baik
hati, rajin bekerja. Pak Harun (RT) : baik, bijaksana, suka membantu sesama,
Pak Sarta : baik, mementingkan diri sendiri, tidak setia kawan.
Pak Tata: baik, suka membantu, penuh tanggung jawab. Bu Kardi : Ambisius, licik.
Pak Tata: baik, suka membantu, penuh tanggung jawab. Bu Kardi : Ambisius, licik.
Dan tokoh lainnya : Pak Hendri (suami bu Kardi), Pak
Agung, Permadi, Kardono, Mbah Damar, Udin, Jono, Pak Arman, Pak Nano, Bu
Ronggo, Pak Jaswadi, Sudarga, Haji Sanip, Cholis, Pak Amil, Pak Midun.
·
Alur
Dalam novel ini menggunakan alur maju . Alur maju di
tulis ketika pengarang menceritakan semua kejadian yang dialaminya dari mulai
awal ketika menempati rumah berhantu itu sampai ketika penulis berhasil menjual
rumah itu.
·
Gaya bahasa
Gaya penceritaan novel ini sangat baik. Kecerdasan
penulis mengolah kata-katanya dalam menulis novel ini, sehingga novel ini dapat
menyeret pembaca sehingga bisa merasakan langsung situasi mencekam seperti yang
dialami tokoh dalam novel ini.
·
Amanat
Amanat yang disampaikan dalam novel 4 Tahun Tinggal di
Rumah Hantu ini adalah Kita harus percaya tentang adanya makhluk lain selain
manusia, yaitu makhluk halus. Tapi janganlah takut kepada makhlus halus, karena
semua makhluk adalah makhluk Tuhan, dan manusia adalah makhluk yang paling
sempurna diantara makhluk-makhluk lainnya. Tetap berusaha dan sabar dalam
menghadapi segala masalah.
·
Sudut
Pandang
Sudut pandang novel ini yaitu “orang pertama” (saya).
Dimana penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Mas Jaka dalam cerita ini.
Unsur Ekstrinsik
· Nilai Moral
Nilai moral pada novel ini sangat kental. Sifat-sifat
yang tergambar yaitu ketika penulis sangat sabar dan teguh dalam menghadapi
masalah-masalah yang ada.
· Nilai Sosial
Ditinjau dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya
akan nilai sosial. Hal itu dibuktikan rasa saling membantu sesama antar
tetangganya. Dan suami istri yang saling mempercayai saing menguatkan ketabahan
hatinya ketika menghadapi masalah-masalah.
· Nilai Adat istiadat
Nilai adat di sini juga di perlihatkan, ketika bertemu
seseorang selalu berjabat tangan. Dan saling menghormati antara yang muda ke
orang yang lebih tua.
· Nilai Agama
Nilai agama pada novel ini juga secara jelas
tergambar. Ketika awal menempati rumah itu mengadakan selamatan terlebih
dahulu, sewaktu Ratih kesurupan langsung memanggil Mbah Damar dan mendoakannya,
dan ketika sudah memindahkan tiga jenazah dari dalam rumah langsung mengadakan
tahlilan bersama.
0 Waleran:
Posting Komentar